Biology Science Club Sinlui 1 berkunjung ke Fakultas Teknologi Pertanian Unika Widya Mandala Surabaya. Kami mendapatkan 2 sesi tentang materi ini, sesi pertama adalah pemberian materi dan sesi kedua praktikum. Berikut adalah materi yang kita dapatkan dari kunjungan ini.
1)
Fermentasi
Tempe
Seperti
yang kita ketahui, tempe adalah salah satu dari sekian banyak makanan yang
dibuat secara fermentasi. Tempe terbuat dari kacang kedelai yang difermentasi.
Mikroba
yang pada umumnya terdapat di dalam pembuatan tempe adalah kapang jenis Rhizopus oligosporus yang merupakan
salah satu kapang dari jenis Rhyzopus
oryzae. Selain kapang, bakteri juga berperan penting dalam pembuatan tempe.
Bakteri yang termasuk dalam pembuatan tempe antara lain : Klebsiella, Bacillus sp., Lactobacillus sp., Pediococcus sp.,
Streptococcus sp., dan beberapa bakteri lainnya yang memproduksi vitamin
B12.
Selama
masa fermentasi, tentu saja fisik dan bahan kimia kedelai akan berubah. Hal ini
diakibatkan oleh adanya kegiatan proteolitik, atau kegiatan memecah kapang yang
terdapat dalam tempe menjadi asam amino, sehingga kadar nitrogen terlarut
bertambah. pH yang baik untuk tempe adalah sekitar 6.3 hingga 6.5. Kedelai yang
telah difermentasi menjadi lebih mudah dicerna.
Kadar
air di dalam kedelai juga akan mengalami perubahan seiring terjadinya
fermentasi. Kadar air akan menurun menjadi 61% setelah 24 jam fermentasi dan
kembali menjadi 64% 40 jam setelah fermentasi. Peningkatan asam amino terbesar
pada saat produksi adalah 72 jam setelah kedelai difermentasi. Selain itu,
kandungan serat kasar dan kadar vitamin (kecuali vitamin B1) juga akan
meningkat.
Cara
pembuatan tempe ada 2 macam, yaitu secara tradisional dan modern. Secara
tradisional, atau cara pengrajin tempe, kedelai akan dipilih dan direbus
sekitar 60 – 90 menit sesuai dengan jumlah kedelai.
Kemudian, kacang kedelai akan direndam di dalam air semalaman. Keesokan
harinya, kedelai akan direbus lagi selama 45-60 menit. Namun, proses ini jarang
dilakukan oleh pengrajin tempe. Mereka akan langsung mendinginkan kacang
kedelai dan meniriskannya. Terakhir, kedelai akan diberi laru tempe dan
dibiarkan selama 36 – 48 jam.
Cara
modern pembuatan tempe sebenarnya mirip dengan cara tradisional namun terdapat
tahap pengelupasan kulit kedelai menggunakan alat pengelupas. Pengelupasan ini
akan dilaksanakan saat kedelai masih dalam keadaan kering (belum direbus).
Kedelai yang dibuat dengan cara ini akan memiliki warna yang lebih pucat karena
terdapat beberapa zat yang terlarut dalam air saat proses perebusan.
2)
Fermentasi
Kecap Manis
Kecap
manis adalah salah satu penyedap makanan yang terbuat dari bahan alami yaitu
kacang kedelai hitam. Kecap diambil dari sari – sari yang terdapat di dalam
kedelai kemudian dicampur lagi dengan beberapa bahan lain seperti gula, garam,
dan bumbu untuk meningkatkan cita rasa makanan. Setiap kecap akan terasa
berbeda karena rasa dan aroma kecap tergantung pada cara produksi, bahan baku,
dan strain mikroorganisme yang digunakan. Bahan – bahan yang digunakan untuk
membuat kecap antara lain, gula merah, garam dapur, kacang kedelai hitam, ragi
tempe, air, dan rempah – rempah. Kedelai digunakan dalam produksi kecap karena
memiliki kadar karbohidrat dan protein yang tinggi. Selain itu, dibanding
kedelai kuning, kedelai hitam dapat menghasilkan kecap yang berasa lebih gurih
dan sedap, sehingga pembuat kecap akan memakai kedelai hitam.
Jenis
ragi yang digunakan dalam tempe sangat beragam. Namun, yang paling umum
digunakan yaitu kapang jenis Aspergillus
oryzae, Aspergillus wentii, dan Rhizopus oryzae. Kedelai yang sudah
dicampur dengan kapang – kapang tersebut kemudian akan direndam dengan garam.
Garam yang digunakan adalah garam dapur karena merupakan garam yang selektif
terhadap pertumbuhan mikroba. Pada umumnya, saat fermentasi kadar garam di
dalam kedelai akan meningkat hingga sekitar 15% - 20%. Gula merah dipakai saat
pembuatan kecap karena gula merah tidak hanya berasa manis, namun juga terdapat
rasa asam yang dihasilkan oleh asam anorganik. Sementara itu, air akan
digunakan sebagai perebus kedelai, pencucian kedelai, serta pensterilan botol
yang akan digunakan sebagai tempat kecap.
Produksi
kecap terdiri atas 3 tahap, yaitu fermentasi, produksi, dan pengemasan. Tahap
pertama yaitu fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan cara fermentasi KOJI dan
MOROMI. Fermentasi KOJI adalah fermentasi pembuatan tempe. Sedangkan,
fermentasi MOROMI adalah fermentasi garam dimana bahan akan dicampur dan
direndam dengan garam. Kemudian, campuran ini akan diperas yang menghasilkan
saos kedelai merah. Setelah itu, saos kedelai merah akan dicampur dengan gula
jawa. Kegiatan selanjutnya adalah pemasakkan ‘saos’ kecap tersebut menjadi
lebih kental. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengaktifkan beberapa mikroba.
Terakhir, kecap yang sudah bertekstur kental dan rasanya manis tersebut akan disaring
untuk memisahkan kotoran dengan kecap tersebut. Setelah semuanya selesai, kecap
akan ditempatkan sendiri – sendiri di dalam botol.
3)
Fermentasi
‘Anggur’ Nanas
Fermentasi
minuman anggur sebenarnya telah dilakukan sejak jaman dahulu. Minuman anggur biasanya
digunakan orang – orang sebagai minuman dalam pesta – pesta. Salah satu
contohnya adalah saat pesta perkawinan di Kana yang terdapat di dalam alkitab.
Di sana, diceritakan bahwa minuman anggur merupakan minuman utama dalam sebuah
acara pernikahan. Tidak berhenti di sana, fermentasi anggur adalah kegiatan
yang terus menerus dilakukan oleh manusia dari generasi ke generasi.
Sebenarnya,
fermentasi anggur sangat gampang dilakukan karena hanya terdiri atas 2 bahan,
yaitu ragi dan jus anggur. Jus anggur yang digunakan tersebut sebenarnya dapat
diganti dengan jus apa pun. Dan kali ini, sari buah yang difermentasi
sebenarnya bukan jus anggur, namun nanas. Pihak Widya Mandala menjelaskan bahwa
pertumbuhan anggur hanya dapat di daerah tertentu saja. Sedangkan, di Indonesia
banyak sekali terdapat nanas. Oleh karena itu, mereka mencoba menggunakan jus
nanas sebagai bahan wine yang baru. Setelah berhasil, wine nanas tersebut
rencananya akan diperjualbelikan.
Buah
yang baik untuk digunakan dalam pembuatan wine adalah buah yang mengandung asam
– asam seperti asam tartar, malat, dan sitrat. Asam tartart adalah
antioksidandan menghasilkan rasa asam. Asam malat dikenal sebagai asam buah
contohnya pada buah apel. Asam sitrat adalah pengawet alami yang juga memberi
rasa asam. Sedangkan, untuk ragi yang digunakan adalah Saccharomyces sp. Khamir ini akan mengubah gula menjadi alkohol dan
karbon dioksida. Namun, khamir tidak akan dapat tumbuh dengan sempurna jika
tidak terdapat sumber ‘makanan’ baginya. Oleh karena itu, selama proses
fermentasi wine akan ditambahkan amonium fosfat sebagai sumber nitrogen atau
‘makanan’.
Proses
fermentasi jus buah akan menghasilkan karbon dioksida dan alkohol. Saat alkohol
tersebut sudah mencapai kadar 15%, maka proses fermentasi akan diberhentikan.
Selama proses fermentasi akan sering ditambahkan nitrogen dan mikronutrien
sebagai bahan yang menghambat perumbuhan H2S. Jika zat ini muncul
maka akan keluar bau tidak sedap. Selama fermentasi, cairan yang dihasilkan
disbut ‘must’. ‘Must’ akan terus diaduk untuk mencegah tumbuhnya bakteri. Must
akan mulai bergelebung pada jam ke 8 – 20. Tahap awal proses fermentasi wine
adalah 5 – 10 hari, white wine 10 – 15 hari.
Pada tahap kedua
fermentasi, wine akan dipindahkan ke fermentor yang menghambat masuknya
oksigen. Di dalam tahap ini akan dihasilkan alkohol yang berkadar lebih tinggi
dari sebelumnya. Kadar tersebut akan bergantung pada bahan yang digunakan.
Pada praktikum ini selain kita diajarkan cara pembuatan wine dari nanas dan kecap, kami juga diijinkan mencicipi wine dari nanas yang dibuat tahun 2005 bersama 1 scoop es krim (karena kita masih belum diijinkan minum wine jadinya hanya diberikan sesendok saja :') dan dicampur dengan es krim ) Selain itu kami juga diijinkan mencicipi kecap manis dengan tahu goreng dan tempe goreng. mengapa dipilih tempe goreng? Alasannya kami sebagai generasi muda dapat lebih mengenal dan mencintai produk buatan Indonesia yaitu tempe. Selain itu semua kami juga mendapatkan sertifikat :)
Berikut adalah nama peserta yang mendaftar pelatihan ini
Berikut adalah nama peserta yang mendaftar pelatihan ini
No | Nama | L/P | Kelas |
1 | Kezia Mellyani | P | X-A |
2 | Melody Ceria Kasih | P | X-A |
3 | Steven Jonathan Suhardi | L | X-A |
4 | Richard Winarto | L | X-B |
5 | Sherly Maclaine Gunawan | P | X-B |
6 | David Nugraha | L | X-D |
7 | Macmiliac Lam | L | X-D |
8 | Angela Saphira Giovani | P | X-F |
9 | Christine Davina | P | X-F |
10 | Felix Kurniawan | L | X-F |
11 | Handy Budiman | L | X-F |
12 | Ivan Chandra | L | X-F |
13 | Leonardus Patrick Karundeng | L | X-F |
14 | Feronica Natalia Rivaldi | P | X-G |
15 | Gracia Stephanie Tanumulyo | P | X-G |
16 | Howard Ed Terrence | L | X-G |
17 | Priscilla Angeline | P | X-I |
18 | Evander Beesean Liengkie | L | X-J |
19 | Stephen William Sutjiadi | L | X-J |
20 | Meliny Angela Sentosa | P | X-K |
21 | Synclair Chendranaga | L | X-L |
22 | Agnes Agustin | P | X-M |
23 | Bella Meylani Lifinda | P | X-M |
24 | Nathasya Merry | P | XI-IA 2 |
25 | Priscilla Listiyani | P | XI-IA 2 |
26 | Steven Candra | L | XI-IA 2 |
27 | Felicia Evelyn | P | XI-IA 2 |
28 | Kevin Wijaya | L | XI-IA 2 |
29 | Michelle Clarissa | P | XI-IA 3 |
30 | Anita Dominique | P | XI-IA 5 |
31 | Eunike Alicia Valentina | P | XI-IA 7 |
32 | Giovanni Hartanto | L | XI-IA 9 |
33 | Roseline Alim Santoso | P | XI-IA 9 |
34 | Pierre Yosia Edward K | L | XI-IA 9 |
35 | Garry | L | XI-IA 9 |
36 | Felicia Nadia Hadisurya | P | XI-IA 9 |
37 | Afelia Mettania Wijaya | P | XI-IA 10 |
38 | Saka Cahyadewa Tanaya | L | XII-IA 2 |
39 | Helen Eko P | P | XII-IA 2 |
40 | Maria Elizabeth Sylvinna | P | XII-IA 3 |
41 | Ivan Mahardika Yusuf | L | XII-IA 6 |
42 | Estherlita Wendy Anthony | P | XII-IA 6 |
43 | Evelyn Christina Kurniawan | P | XII-IA 7 |
44 | Chelsea Angela Tanudjaja | P | XII-IA 7 |
45 | Vincentius Michael Willianto | L | XII-IA 8 |
46 | Gabriella Desica | P | XF |
47 | Jeff Sebastian | L | XI-IA 10 |
Pemberian materi |
pesertanya serius banget :) |
Ekspresi mendapat Es krim pertama |
es krim + wine |
Ketua BSC 2014-2015 |
By : Priscilla Listiyani XI-IA 2 / 20
&
Michelle Clarissa XI-IA 3 / 26